kimia organik
Tata Nama Ester, Aturan Penamaan, IUPAC, Trivial,
Contoh, Senyawa Kimia - Ester merupakan senyawa
yang diturunkan dari asam karboksilat dengan
mengganti hidrogen pada gugus hidroksilnya dengan gugus hidrokarbon. Oleh
karena itu, secara umum struktur dari ester dapat dituliskan seperti berikut.
Ester
disebut juga alkil alkanoat. Bagaimana penamaan ester?
Penamaan
ester menurut IUPAC dilakukan dengan menyebutkan terlebih dahulu alkil yang
melekat pada gugus karbonil kemudian nama karboksilatnya. Adapun tata nama
trivial ester disesuaikan dengan tata nama trivial karboksilat.
Tabel 1.
Nama IUPAC dan Trivial Ester
Struktur
|
Nama IUPAC
|
Nama Trivial
|
|
metil etanoat
|
metil asetat
|
|
etil etanoat
|
etil asetat
|
|
metil propanoat
|
metil propionat
|
Anda
sekarang sudah mengetahui Tata Nama Ester. Terima kasih
anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Tata nama Ester
a. IUPAC
Dalam
pemberian nama ester, diawali dengan menyebut nama gugus alkil/aril yang
menggantikan atom H dalam gugus –COOH pada asam induknya, kemudian diikuti nama
asam tsb, tetapi tanpa kata asam. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
1) Tentukan
jenis alkil dan nama asam karboksilat (nama sistematik) yang terdapat dalam
struktur.
2) Urutan
penulisan diawali nama alkil kemudian nama asamnya (tanpa kata “asam”).
Contoh :
Nama : Etil etanoat
b. Trivial (Nama
Umum)
1) Tentukan
jenis alkil dan nama asam karboksilat (nama trivial)
yang
terdapat dalam struktur.
2) Urutan
penulisan diawali nama alkil kemudian nama asamnya
(tanpa kata
“asam”).
Ester
Ester dibentuk dari reaksi kondensasi alkohol dengan suatu asam (esterifikasi). Asam-asam itu dapat berupa Asam karboksilat, asam phosfat, asam sulfat, asam nitrat, asam borat, dsb. Ester yang mudah menguap terdapat dalam parfum, pheromon, dan minyak atsiri. Nama ester diturunkan dari bahsa jerman yakni Essig-Ather yang berarti cuka ether. Eter siklik dinamakan lakton.1. Struktur
Ester merupakan salah satu turunan asam karboksilat yang memiliki rumus umum R-COO-R’, dimana :R, R’ : Alkil, Aril
-COO- : Gugus fungsi ester
Contoh :
Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi –COO- sebesar 120 derjat,
contoh:
Sifat Fisik Ester
a. Titik didih ester hampir sama dengan titik didih aldehid/keton yang berat molekulnya sebanding.b. Ester dapat larut dalam pelarut organik.
c. Ester dengan 3-5 atom karbon dapat larut dalam air.
d. Ester yang mudah menguap memiliki bau sedap.
Sifat Kimia Ester
a. HidrolisisHidrolisis ester akan menghasilkan asam karboksilat dan alkohol.
Contoh:
b. Reaksi dengan amonia
Ester bereaksi dengan amonia dan membentuk amida dan alkohol.
Contoh :
c. Transesterifikasi
Ester dapat melakukan reaksi transesterifikasi dengan alcohol sehingga menghasilkan ester yang berbeda. Hasil samping diperoleh alkohol.
Contoh :
d. Reaksi dengan pereaksi Grignard
Ester bereaksi dengan pereaksi Grignard membentuk suatu keton.
Contoh:
e. Reduksi
Reduksi ester dengan katalis tembaga(II) oksida dan tembaga(II) kromat akan menghasilkan alkohol primer.
Contoh :
Pembuatan Ester
a. Mereaksikan asam karboksilat dan alkohol dengan katalis asamb. Mereaksikan klorida asam dengan alkohol
c. Mereaksikan anhidrida asam dengan alkohol
Kegunaan Ester
a. Ester rantai pendek (ester yang memiliki atom karbon kurang dari 10) digunakan sebagai essen buah-buahan.b. Lemak (ester dari gliserol dengan asam karboksilat suku tinggi)
digunakan sebagai bahan makanan dan sebagai bahan untuk
membuat sabun.
Ester atau
alkil alkanoat, adalah senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi -COO- dan
rumus umum CnH2nO2. Ester merupakan salah
satu senyawa yang istimewa karena
General
formula of a carboxylate ester (Photo credit: Wikipedia)
dapat
ditemukan baik di buah-buahan, lilin, dan lemak. Ester juga memiliki bau yang
harum sehingga banyak dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai bidang. Ester
diberi nama alkil alkanoat, dimana alkil adalah gugus karbon yang terikat pada
atom O (gugus R’) dan alkanoat adalah gugus R-COO-.
Adapun
rumusan penentuan tata nama ester didasarkan pada beberapa hal:
- Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus alkanoat.
- Penomoran dimulai dari atom C pertama yang terikat pada atom O.
Rumus
penentuan tata nama senyawa ester secara umum adalah:
(no.cabang)
(nama cabang) (nama rantai induk)
Contoh:
CH3-CH2-COO-CH2-CH3:
etil propanoat
CH3-CH2-CH2-CH2-COO-CH3:
metil pentanoat
CH3-CH2-COO-CH2-CH(CH3)-CH3:
2-metil propil propanoat
Ester
memiliki beberapa sifat, yaitu:
1. Sifat
Fisis
- Lebih polar dari eter tapi kurang polar dibandingkan alkohol
- Semakin panjang rantainya, ester semakin tidak larut dalam air
- Dalam ikatan hidrogen, ester berperan sebagai akseptor hidrogen, tapi tidak dapat berperan sebagai donor hidrogen
- Lebih volatil dibandingkan asam karboksilat dengan berat molekuler yang sama
2. Sifat
Kimia
- Dapat mengalami hidrolisis
- Dapat mengalami reaksi penyabunan
Reaksi-reaksi
ester:
1.
Hidrolisis
Ester
terhidrolisis dalam suasana asam membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi
hidrolisis ini merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi / pembentukan
ester. Adapun reaksinya dapat ditulis sebagai:
CH3-COO-C2H5 +
H2O → CH3COOH + C2H5OH
2.
Saponifikasi / penyabunan
Ester,
khususnya ester lemak dan minyak, dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH
atau KOH menghasilkan sabun. Reaksi ini disebut saponifikasi atau penyabunan.
Hasil samping reaksi ini adalah gliserol.
Berdasarkan
jenis asam dan alkohol penyusun, ester dapat dikelompokkan dalam 3 golongan,
yaitu ester buah-buahan, lilin, serta lemak dan minyak. Berikut adalah ketiga
golongan tersebut:
1. Ester
buah-buahan
Ester dari
asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah akan membentuk ester
dengan 10 atau kurang atom C. Ester ini pada suhu kamar akan berbentuk zat cair
yang mudah menguap dan memiliki aroma khas yang harum. Karena banyak ditemukan
di buah-buahan atau bunga, ester jenis ini disebut sebagai ester buah-buahan.
Contohnya adalah:
Etil format
beraroma rum
Isopentil
asetat beraroma pisang
Etil butirat
beraroma nanas
Metil
salisilat beraroma sarsaparila
Propil
asetat beraroma pir
n-Oktil
asetat beraroma jeruk manis
Metil
butirat beraroma apel
2. Lilin
Lilin
atau wax adalah ester dari asam karboksilat berantai panjang
dengan alkohol berantai panjang juga. Beberapa jenis lilin tersebut contohnya:
Lilin lebah
dari sarang lebah memiliki rumus C22,25H47,51COOC32,34H65,69
Spermacet
dari rongga kepala ikan paus memiliki rumus C15H31COOC16H33
Carnacauba
dari daun palem Brazil memiliki rumus C25,27H51,55COOC30,32H61,65
Namun perlu
diperhatikan bahwa lilin yang dimaksud di sini bukan lilin yang sering dipakai
ketika mati lampu ya, karena lilin tersebut termasuk golongan hidrokarbon
parafin, bukan ester.
3. Lemak dan
minyak
Lemak
merupakan ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Lemak
merupakan salah satu golongan ester yang paling banyak terdapat di alam. Adapun
contoh lemak adalah lemak sapi, sedangkan contoh minyak adalah minyak jagung
dan minyak kelapa. Apa yang membedakan lemak dan minyak? Lemak pada suhu kamar
memiliki bentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair, serta lemak bersumber
dari hewan sedangkan minyak bersumber dari tumbuhan.
SENYAWA
ESTER
Gugus
Fungsional Ester (R–COOR’) – Ester adalah senyawa yang dapat dianggap turunan
dari asam karboksilat dengan mengganti ion hidrogen pada gugus hidroksil oleh
radikal hidrokarbon. Beberapa contoh ester ditunjukkan berikut ini.
Berdasarkan
contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa rumus umum ester adalah
Gugus
–OH dari gugus karboksil diganti oleh gugus –OR’. Dalam ester, R dan R’ dapat
sama atau berbeda.
a.
Tata
Nama Ester
Nama
suatu ester terdiri dari dua kata. Kata pertama ialah nama gugus alkil yang
terikat pada oksigen ester. Kata kedua berasal dari nama asam karboksilatnya
dengan membuang kata asam.
Penamaan
diawali dengan penetapan rantai utama yaitu rantai terpanjang yang mengikat gugus
karboksilat, dimana atom C pengikat gugus karboksilat juga mengikat atom
oksigen. Selanjutnya memberikan nomor pada rantai alkil, dimulai dari C yang
mengikat gugus karboksil. Penamaan diakhiri dengan menyebutkan nomor dan nama
cabang pada rantai alkil diikuti dengan nama rantai alkil dan diakhiri dengan
nama rantai utamanya dengan menghilangkan kata ‘asam’ dari nama alkanoat
(posisi gugus fungsi tidak perlu diberi nomor). Penamaan senyawa ester
ditunjukan pada Bagan :.
Contoh Penamaan Ester
Tuliskan
nama senyawa ester berikut.
Jawab
Residu
alkil adalah suatu isobutil, sedangkan gugus karboksilatnya adalah suatu
butanoat atau butirat. Jadi, nama ester tersebut adalah isobutil butanoat atau
isobutil butirat.
b.
Isomer Ester
Isomer
ester disebabkan oleh gugus alkil dan gugus alkanoatnya. Selain
itu ester juga berisomer dengan asam karboksilat.
Conoh: isomer C4H8O2
1) Sebagai asam karboksilat
2) Sebagai ester
itu ester juga berisomer dengan asam karboksilat.
Conoh: isomer C4H8O2
1) Sebagai asam karboksilat
2) Sebagai ester
C. Sifat-Sifat
Ester
Ester mempunyai beberapa sifat fisik dan
sifat kimia.
1 1. Sifat fisik.
Ester yang diturunkan dari asam karboksilat
pada umumnya mempunyai sifat yang berlawanan dari zat asalnya, karena ester
mempunyai bau yang menyenangkan dan sering terdapat pada aroma buah-buahan dan
bunga-bungaan.
Molekul-molekul
ester bersifat polar namun tidak mampu membentuk ikatan hidrogen intermolekuler
satu dengan yang lain. Karenanya ester mempunyai titik didih yang lebih rendah
daripada asam karboksilat isomernya. Seperti yang dapat diduga titik didih
ester terletak antara keton dan eter dengan massa molar yang sebanding. Karena
molekul-molekul ester dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul-molekul
air, ester dengan massa molar rendah larut dalam air. Ester yang memiliki tiga
hingga lima atom karbon larut dengan baik dalam air. Tabel ini menunjukkan
sifat-sfifat fisik beberapa ester yang umum dijumpai.
2. Sifat kimia.
Ester mempunyai beberapa sifat kimia yaitu
a. Ester
sedikit larut dalam air.
b. Ester
berbau harum dan banyak terdapat pada buah-buahan dan bunga.
c. Ester
lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol pembentuknya.
d. Ester
dapat terhidrolisis membentuk alkohol dan asam karboksilat.
D. Pembuatan Ester
(Reaksi Esterifikasi) dan Reaksi pada Ester
Pembuatan Ester
Pembuatan Ester
Ester merupakan senyawa hasil reaksi
antara asam karboksilat dengan alkohol. Reaksi pembentukan ester disebut reaksi
esterifikasi
Pada reaksi esterifikasi, gugus OH
dari asam akan terputus kemudian bergabung dengan atom
H dari alkohol, membentuk air, sedangkan sisanya membentuk ester.
Reaksi-Reaksi
Pada Ester.
a. Reaksi
Hidrolisis.
Ester dapat terhidrolisis dengan katalis
Asam membentuk alkohol dan asam karboksilat dan alkohol. Reaksi hidrolisis ini
merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi.
Contoh:
CH3 COO CH2 CH3
+ H2O
--> CH3
COOH + CH3 CH2 OH
b. Reaksi
Saponifikasi.
Yaitu reaksi antara lemak/ minyak dengan
suatu Basa membentuk garam (sabun) dan gliserol.
E. Jenis-Jenis
Ester
1. Ester Buah-Buahan.
Ester yang memiliki 10 atom karbon atau
kurang (yaitu ester dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku
rendah) pada suhu kamar berupa zat cair yang mudah menguap dan mempunyai aroma
yang sedap. Banyak diantaranya terdapat pada bungan atau buah-buahan, sehingga
disebut ester buah-buahan. Ester yang berbau sedap ini, baik yang alami maupun
sintetis digunakan sebagai penyedap atau essen.
Contoh
Ester
Aroma
a. Etil
format
Rum
b. Propil
asetat
Buah Pir
c. Isopropil
Asetat
Pisang
d. n – Oktil
Asetat
Jeruk manis
e. Metil
Butirat
Apel
f. Etil
Butirat
Nanas
g. Metil
Salisilat
Sarsaparila
2. Lilin
2. Lilin
Lilin (wax, bukan lilin paraffin) adalah
ester dari asam karboksilat berantai panjang dengan alkohol berantai panjang.
3 3.
Lemak dan Minyak
Salah satu golongan ester yang banyak
terdapat di alam adalah lemak (fat). Lemak pada suhu kamar berbentuk cair
disebut minyak, sedangkan istilah lemak biasanya digunakan untuk yang berwujud
padat. Lemak umumnya bersumber lpada hewan, sedangkan minyak dari tumbuhan.
Contoh lemak dan minyak adalah lemak sapi,
minyak kelapa, minyak jagung dan minyak ikan.
F. Manfaat Ester
dalam Kehidupan Sehari-hari
Ester mempunyai beberapa manfaat yaitu
1. Ester digunakan untuk
essen (sebagai pengharum), karena ester mempunyai bau harum (khas
yang terdapat pada buah dan bunga).
2. Ester digunakan untuk bahan pembuatan sabun. Ester tersebut mengalami reaksi saponifikasi, yaitu reaksi lemak atau minyak dengan Basa membentuk garam (sabun) dan gliserol.
2. Ester digunakan untuk bahan pembuatan sabun. Ester tersebut mengalami reaksi saponifikasi, yaitu reaksi lemak atau minyak dengan Basa membentuk garam (sabun) dan gliserol.
33. Ester digunakan untuk pembuatan
margarine yang dilakukan dengan reaksi hidrogenasi (adisi gas hydrogen)
terhadap minyak nabati.
Permasalahan
:
salah satu variabel yang berpengaruh pada proses reaksi esterifikasi adalah katalis. sifat reaksi esterifikasi yang lambat membutuhkan katalis agar berjalan lebih cepat, tapi mengapa dari artikel yang saya baca Mengapa HCl pekat dan NaOH pekat tidak dapat berperan sebagai katalis dalam reaksi esterifikasi?
salah satu variabel yang berpengaruh pada proses reaksi esterifikasi adalah katalis. sifat reaksi esterifikasi yang lambat membutuhkan katalis agar berjalan lebih cepat, tapi mengapa dari artikel yang saya baca Mengapa HCl pekat dan NaOH pekat tidak dapat berperan sebagai katalis dalam reaksi esterifikasi?
0 komentar:
Posting Komentar