Rabu, 09 April 2014

MENJAGA KESEHATAN ALA RASULULLAH SAW

MENJAGA KESEHATAN ALA RASULULLAH SAW

MENJAGA KESEHATAN ALA RASULULLAH SAW
Semua orang pada umunya kepengen sehat terus. Mereka tidak ingin sakit meskipun hanya sakit ringan misalnya. Karena sakit dianggap sesuatu yang menyedihkan dan penderitaan tersendiri.
Orang yang sehat insya Allah dapat melakukan banyak aktivitas. Sehat dalam hal ini adalah sehat dalam segala aspek baik fisik, mental, sosial, maupun aqidah. Mereka yang sehat adalah orang yang kuat. Untuk itu perlu dipahami prinsip utama dalam kesehatan. Yakni segala upaya secara teratur dan optimal agar seseorang menjadi kuat.
"Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lbih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim dari Abu hurairah).
Dari hadits di atas dapat dipahami bahwa islam sangat memperhatikan kesehatan fisik, jiwa, akal, sosial dan aqidah. Penjagaan kesehatan jasmani memang bermacam-macam cara. Oleh karena itu menjaga kesehatan disaat sehat akan lebih baik daripada berobat ketika telah sakit. Pepatah Arab mengatakan alman'u ashalu min arraf;i (mencegah itu lebih mudah daripada menghilangkannya).
Sehat rohani dan jasmani bagi seseorang merupakan dambaan dan kebahagiaan tersendiri bagi seseorang dalam hidup di dunia dan di akherat nanti. Rasulullah SAW selalu berdoa pagi dan sore untuk diberikan kesehatan. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin umar r.a.. iaberkata bahwa asulullah SAW selalu berdoa pagi dan sore " Allahumma inni as alukal'afwa wal 'afiah fiddunay wal akhirah. Allahumma inni as alukal 'afwa wal 'afiyah fi dini wadunyaa wa ahli wa mali (HR. Ahmad , Abu Daud , dan Ibnu Majah). Artinya; hadist diriwayatkan dari Abdullah ibn 'Umar , ia berkata bahwa rasulullahSAW senantiasa bredoa pagi dan sore, ya Allah aku mohon kepada Mu ampunan dan kesehatan di dunia dan akherat namti. ya Allah aku memohon kepadaMu ampunan dan kesehatan agamaku, dunisku, kelusrgsku, dan hartaku (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu majah).
Berkaitan dengan penjagaan kesehatan ini, rasulullah SAW menegaskan bahwa pada dasarnya obat itu ada dua sebagai disabdakannya, " Berobatlah kamu sekalian dengan 2 (dua) macam penyembuhan yakni madu dan Al Quran". (HR. ibn majah).
Dalam mengulas hadist ini, Ibn al-Qayyim menyatakan bahwa hadist ini menjelaskan keterpaduan antara teknik kedokteran dan manusia dan kedokteran Ilahi, jasmanidan rohani, bumi dan langit. Sedangkan menurut Abul Fadl mohsin ibrahim menyatakan bahwa berdasarkan hadist di atas umat Islam berkewajiban untuk menjaga kesehatan fisik dan kesehatan jiwa.
Nabi Muhammad SAW adalah sosok orang yang patut menjadi contoh dalam menjaga kesehatan. Dari beberapa sumberdapat dirumuskan tentagn cara-cara nabi Muhammad saw dalam menjaga kesehatan antara lain dengan menjaga pola makan, minum, menjalankan puasa, menjaga keseimbangan minum, minum madu, menggunakan air bersih, minum air susu murni, makan buah kurma, pengobatan dan olahraga.
Sebagaimana dipahami bahwa makanan dan minuman merupakan unsur penting untuk menjaga kesehatan. Kemudian makanan dan minuman dalam Islam disyaratkan makanan dan minuman yang halalan dan thayyiban. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al Quran: "Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi." (QS> Al baqarah :168). pengertian makanan minuma dalam hal ini harus dilihat dari 4 aspek. Empat aspek ini meliptui aspek zat, sifat, car memperoleh, dan akibat yang dapat ditimbulakannya apabila mengkonsumsinya.
Kemudian pengertian thayyiban berarti makanan yang baik dan bergizi. makana inipun juga harus dilihat dari segi kebersihan, rasa, dan cara penyajiannya, cara memperoleh dan cara mengkonsumsinya. Islam menjaga kebersihan makanan dan minuman antara lain dari segi cara memperolehnya itu dengan cara tidak halal seperti mencuri, merampok, korupsi, memalsu cap 8 tanda tangan, dan lainnya. Maka cara ini tidak dibenarkan oleh agama islam.
Demikian pula keharaman makanan dan minuman dapat dilihat dari segi jenisnya seperti babi, anjing, bangkai, darah, minuman keras, dan lainnya. Dalam hal ini rasulullah SAW bersabda, " Setiap tubuh yang tumbuh dari makanan/minuman yang haram, maka neraka lebih layak baginya." (HR. al- turmudzi). oleh karena itu dalam mengkonsumsi makanan dan minuman harus berhati-hati, sesuai kebutuhan, dan tidak berlebihan. Dalam hal ini Allah SWT mengingatkan dalam FrimanNya: "makanlah dan minumlah kamu sekalian dan jangan berlebihan, sesungguhnya Allah swt itu tidak menyukai orang-orang yang berlebihan". (QS> AL-A'raf : 31).
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pengaturan pola hidup sederhana merupakan langka tengah-tengah. Artinya tidak berlebihan dan tidak terlalu kenyang sehingga di dalam perut itu ada rongga sepertiga untuk makanan, sepertiga rongga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk napas. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, Hakim, dan Ibnu Hibban).
Puasa wajib maupun sunnah kecuali memiliki nilai ibadah, juga memiliki makna sosial, pendidikan, kultural, dan kesehatan. Dalam berbagai penelitian telah dibuktikan bahwa puasa dapat menyehatkan badan terutama pada pencernaan dan kegemukan.
Orang yang berpuasa berarti:
a. Memberikan kesempatan pada organ pencernaan untuk istirahat sementara
b. Mengendalikan emosi
c. Menuju keseimbanga makan dan minum
d. Meremajakan sel-sel tubuh yang mulai menua.
e. Menghindarkan dari kegemukan. Menyehatkan lambung.
g. Berpengaruh positif terhadap rohani.
Hadist Nabi Muhammad SAW: "Berpuasalah kamu sekalian agar sehat." (HR. al-Thabarani).
Menjaga Keseimbangan
Islam mengajarkan keseimbangan hidup antara lain dengan cara tidur cukup, istirahat cukup, makan makanan bergizi, disamping ibadaha kepada Allah SWT, dan beramal saleh. Keteraturan tidur dan berjaga harus dipenuhi agar terjaga kesehatannya. Dari sisi lain, islam melarang membebani kemampuannya seperti begadang sepanjang malam dan membiarkan perut tak terisi makanan dan minuman. berhari-hari lamanya.
Resep sehat menyangkut kualitas dan kuantitas makanan yang ditentukan oleh Rasulullah SAW adalah tengah-tengah yakni tidak berlebihan, tidak terlalu kenyang. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, " orang mukmin itu makan untuk memenuhi satu perut, tetapi orang-orang kafir itu makan untuk memenuhi 7 (tujuh perut." (HR> Bukhari dan Muslim).
Secara teologis, dari hadist ini dapat dipahami bahwa dari pola makan dapat diketahui tingkat keimanan seseorang.

0 komentar:

Posting Komentar